JAKARTA | (20/2/2024) - Ketua MA , Muhammad Syarifuddin, menyampaikan dalam Sidang Istimewa Laporan Tahunan 2023 bahwa Mahkamah Agung berhasil memutus perkara sebesar 99,47% beban perkara yang mencapai 27.512 perkara. Dari sisi waktu penyelesaian, sebanyak 98,89% perkara diputus kurang dari 3 bulan. Berdasarkan buku Laporan Tahunan MA , selama 7 tahun berurut-turut (2017-2023), Mahkamah Agung berhasil mempertahankan kinerja memutus perkara di atas 90 % dari beban perkara yang diterimanya per tahun.
Dengan capaian tersebut, perkara yang belum diputus pada setiap akhir tahun kurang dari 10%. Bahkan, pada tahun 2023 rasio produktivitas memutus perkara meraih capaian tertinggi dalam sejarah Mahkamah Agung, yakni sebesar 99,47%, sehingga sisa perkara kurang dari 1%. Kinerja memutus perkara pada periode 2017-2023 lebih dari 20%, di atas target penyelesaian perkara yang ditetapkan sebesar 70%.
Beban perkara yang ditangani Mahkamah Agung sepanjang tahun 2023 sebanyak 27.512 perkara yang terdiri atas perkara yang diregister tahun 2023 sebanyak 27.252 perkara dan sisa tahun 2022 sebanyak 260 perkara. Dari jumlah beban perkara tersebut, Mahkamah Agung berhasil memutus sebanyak 27.365 perkara (99,47%) sehingga sisa perkara sebanyak 147 perkara (0,53%).
Dari sisi jumlah, perkara yang diputus dalam dua tahun terakhir (2022- 2023) di atas rata-rata periode lima tahun sebelumnya (2017-2021). Perkara yang diputus tahun 2023 sebanyak 27.365 perkara dan tahun 2022 sebanyak 28.024 perkara. Sementara itu rerata perkara yang diputus lima tahun sebelumnya sebanyak 18.793 perkara.
Peningkatan jumlah perkara yang diputus dalam tahun 2022 dan 2023 berkorelasi dengan peningkatan jumlah perkara masuk yang cukup signifikan pada tahun-tahun tersebut. Tahun 2022 jumlah perkara yang diterima MA sebanyak 28.109 perkara sedangkan tahun 2023 sebanyak 27.252 perkara. Sementara itu, rerata perkara yang diterima periode 5 tahun sebelumnya (2017-2021) sebesar 18.357 perkara.
Ketepatan Waktu Memutus
SK Ketua Mahkamah Agung Nomor 214/KMA/SK/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014 menetapkan jangka waktu memutus perkara paling lama 90 hari kalender sejak berkas diterima oleh majelis hakim. Ketepatan waktu memutus (on time case processing) perkara ini menjadi salah satu indikator kinerja utama penyelesaian perkara pada Mahkamah Agung.
Sepanjang tahun 2023, Mahkamah Agung telah memutus sebanyak 27.365 perkara. Dari jumlah tersebut, sebnayak 27.060 perkara diputus dalam tenggang waktu paling lama 90 hari ( 3 bulan) sejak berkas perkara diterima oleh majelis. Berdasrkan data ini, ketepatan waktu memutus perkara Mahkamah Agung tahun 2023 mencapai 98,89%. Hanya 305 perkara (1,11% ) yang diputus dalam tenggang waktu di atas 3 bulan.
Sebagaimana rasio produktivitas memutus perkara, rasio nilai kepatuhan waktu memutus perkara yang mencapai angka di atas 90% secara konsisten dapat dipertahankan dalam (tujuh) tahun berturut-turut
Figur kepatuhan waktu memutus perkara tahun 2023 tergambar dalam grafik berikut ini: