Lomba Pencarian dan Analisis Putusan: Gebrakan Akhir Tahun untuk Peningkatan Kualitas Putusan
JAKARTA | (15/1) - Lain dulu lain sekarang. Dulu mengakses putusan pengadilan susahnya minta ampun, namun kini mudahnya tidak kepalang. Kapan dan dimanapun publik bisa mengakases putusan pengadilan melalui Direktori Putusan Mahkamah Agung, tanpa repot-repot mendatangi gedung pengadilan. Bahkan di akhir 2013, MA membuat gebrakan. Publik khususnya mahasiswa fakultas hukum dan syariah diajak untuk mencari putusan menarik dan memberikan analisis melalui gelaran kegiatan bertajuk Lomba Pencarian dan Analisis Putusan. Bagi MA, analisis putusan menjadi umpan balik yang sangat bernilai untuk peningkatan kualitas. Oleh karena itu, dalam lomba ini dialokasikan dana untuk hadiah sebesar Rp. 79.000.000 untuk berbagai kriteria juara.
Panitera Mahkamah Agung, Soeroso Ono yang ditunjuk Ketua MA sebagai Ketua Tim Pengarah Lomba mengatakan bahwa keberadaan ratusan ribu putusan di Direktori Putusan belum maksimal dimanfaatkan. Dunia akademis belum mentradisikan pengkajian putusan sebagai kegiatan utama dalam studi hukum. Dari sisi pengakses, Direktori Putusan pun masih sedikit yang mengakses dibandingkan dengan jumlah komunitas hukum yang ada.
“Padahal umpan balik dari publikasi putusan, sangat kami harapkan untuk meningkatkan kualitas putusan”, ungkapnya, Rabu pagi (15/1/2013) di ruang kerjanya.
Lomba pencarian dan analisis putusan, kata Panitera, adalah salah satu cara pengkondisian untuk mendorong publik membuka dan memberikan analisis putusan secara sekaligus. Ia berharap ribuan mahasiswa dapat bergabung dalam lomba ini.
Portal Lomba
Untuk memudahkan proses lomba, penyelenggara telah menyediakan sebuah portal yang dapat diakses di alamat : lombaputusan.mahkamahagung.go.id. Melalui portal ini, peserta dapat medapatkan semua informasi lomba dan sekaligus menjadi media untuk mengunggah karya analisis putusan.
Hingga berita ini diturunkan, portal lomba sudah diakses oleh 17.395 pengunjung. Pendaftar perorangan telah terdaftar 77 orang sementara kategori kelompok telah ada 36 pendaftar. Waktu pendaftaran itu sendiri masih terbuka hingga 31 Januari 2014.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kegiatan lomba ini didukung oleh Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ). AIPJ dan MA selanjutnya melakukan seleksi terbuka untuk memilih perguruan tinggi penyelenggara lomba dan dari proses ini UIN Bandung terpilih sebagai penyelenggara. [an]