Peradilan Agama
Pengadilan Agama
Sepanjang tahun 2010, pengadilan agama—termasuk Mahkamah Syar’iyah—menangani perkara yang menjadi kewenangannya berjumlah 377.230 perkara. Jumlah ini terdiri perkara masuk tahun 2010 sebanyak 320.768 perkara dan sisa perkara tahun sebelumnya berjumlah 56.462. Jumlah perkara masuk tahun 2010 ini naik 12,65 % dari tahun sebelumnya yang menerima 284.749 perkara.
Dari keseluruhan perkara yang ditangani sepanjang tahun 2010 tersebut, jumlah terbesar adalah perkara di bidang sengketa perkawinan, yakni 312. 934 perkara (97,56 %). Berikutnya adalah kewarisan 5.697 perkara (1,78 %), hibah 68 perkara (0,021 %), wakaf 20 perkara (0,006 %), wasiat 24 perkara (0,007 %), shadaqah 18 perkara (0,006 %), ekonomi syari’ah 13 perkara (0,004 %), dan perkara lain-lain 1.994 perkara (0,62 %).
Sedangkan jumlah perkara terbesar dalam kelompok sengketa perkawinan adalah cerai gugat sebesar 190.279 perkara atau 60,80 % dari keseluruhan perkara, cerai talak 94.099 perkara (30,07 %), dan perkara sengketa perkawinan lainnya sebesar 28.556 (9,13 %).
Dari jumlah perkara yang ditangani tersebut, pengadilan agama berhasil memutus sebanyak 295.558 perkara, dan dicabut oleh para pihak sebanyak 18.760 perkara. Sehingga rasio penyelesaian perkara pada pengadilan agama berada di level 83,32 %, atau sisa perkara pada akhir tahun berjumlah 16,68 %. Rasio penyelesaian perkara ini naik 0,38 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 82,94 %.
Pengadilan Tinggi Agama
Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syar’iyah Aceh menangani perkara yang menjadi kewenangannya pada tahun 2010 berjumlah 2.433 perkara. Jumlah tersebut terdiri dari perkara masuk tahun 2010 berjumlah 2.251 perkara dan sisa perkara tahun 2009 berjumlah 182 perkara. Jumlah perkara masuk tahun 2010 ini naik 15,14 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 1.955 perkara.
Perkara yang berhasil diselesaikan selama tahun 2010 berjumlah 2.224 perkara, yang terdiri dari 2.226 perkara selesai karena diputus dan 18 perkara selesai karena dicabut. Angka ini menggambarkan bahwa rasio penyelesaian perkara pada tingkat banding di lingkungan peradilan agama tahun 2010 sebesar 92,23 %, atau sisa perkara di akhir tahun sebesar 7,77 %. Rasio penyelesaian perkara ini naik 0,53 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 91,70 %.
Dari data perkara yang diputus selama tahun 2010 ( 295.558 perkara) dan perkara yang dimohonkan banding pada tahun yang sama (2.251 perkara), menggambarkan bahwa hanya 0,76 % yang menyatakan tidak puas terhadap putusan pengadilan agama. Dengan kata lain, pihak yang tidak puas mengajukan upaya hukum berikutnya.
Perkara Jinayat pada Mahkamah Syar’iyah
Perkara Jinayat merupakan perkara khusus pada peradilan agama yang menjadi kewenangan Mahkamah Syar’iyah di wilayah hukum provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perkara jinayat yang saat ini sudah diterima oleh Mahkamah Syar’iyah kab/kota se-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah minum-minuman keras/napza (khamr), perjudian (maisir), dan khalwat. Sepanjang tahun 2010, jumlah perkara jinayat yang ditangani oleh Mahkamah Syar’iyah kab/kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berjumlah 136 perkara. Jumlah ini terdiri dari khamr 8 perkara, maisir 102 perkara dan khalwat 25 perkara. Sementara itu sisa perkara tahun sebelumnya berjumlah 16 perkara, sehingga jumlah keseluruhan perkara jinayat yang ditangani Mahkamah Syar’iyah kab/kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berjumlah 152 perkara.
Dari jumlah perkara jinayat yang ditangani tersebut, Mahkamah Syar’iyah kab/kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berhasil memutus sebanyak 89 perkara, sehingga sisa perkara jinayat pada akhir tahun berjumlah 63 perkara (41,45 %). Dari data tersebut juga tergambarkan bahwa rasio penyelesaian perkara jinayat pada Mahkamah Syar’iyah kab/kota se-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berjumlah 58,55 %.
Adapun perkara jinayat yang dimohonkan banding selama tahun 2010 berjumlah 8 perkara. Dari sejumlah perkara semuanya berhasil diputus pada tahun 2010. Sehingga pada akhir tahun 2010 sisa akhir perkara jinayat berjumlah sebesar 0 %.