Panitera MA:
SEMA 14/2010 : upaya menuju court excellence
Jakarta | Kepaniteraan.Online (25/3)
Peradilan yang Agung atau court excellence telah ditetapkan menjadi visi MA 2010-2035. Dalam konteks sekarang ini, salah satu indikator peradilan yang agung adalah pengadilan yang menerapkan teknologi informasi dalam( proses manajemen perkara, sehingga bisa memberikan pelayanan yang cepat, sederhana, dan biaya ringan. Lahirnya SEMA 14/2010 yang melibatkan penggunaan teknologi informasi dalam prosedur pengajuan upaya hukum kasasi/peninjauan kembali,merupakan upaya MA untuk mewujudkan visinya menjadi court excellence.
Demikian disampaikan Panitera MA, H. Suhadi, SH, MH, pada saat menyampaikan pengarahan dihadapan peserta sosialisasi SEMA 14/2010 yang terdiri dari perwakilan pengadilan tingkat pertama dan banding empat lingkungan peradilan se Jabodecitabek dan Karawang, Kamis malam (24/3), di Batavia Hotel Jakarta.
Menurut Panitera, SEMA 14/2010 merupakan terobosan yang dilakukan MA untuk mengurai persoalan minutasi yang kini masih melilit MA . “73 % tunggakan perkara di MA adalah perkara yang sudah putus tetapi belum diminutasi”, ujarnya.
Pangkal persoalan lambatnya penyelesaian minutasi perkara di MA, kata Panitera, karena dalam mempersiapkan dokumen putusan operator harus mengetik ulang bagian-bagian putusan seperti : gugatan, eksepsi, rekonvensi, amar putusan. “Padahal bagian-bagian tersebut bersumber dari putusan pengadilan pertama dan banding”, imbuh Panitera.
“Atas kenyataan tersebut, Ketua MA wewajibkan penyertaan file putusan sebagai kelengkapan bundel B, sehingga jika tidak disertakan berkasnya akan dinyatakan tidak lengkap”, Panitera menegaskan.
Perubahan Mindset
SEMA 14/2010 berimplikasi pada adanya perubahan prosedur kerja, dari manual menjadi elektronik. Hal ini, menurut Panitera, berdampak mayor terhadap tuntutan perubahan mindset dan sistem kerja. “Pengadilan harus memiliki komputer yang menjadi bank data bagi putusan-putusan yang semula tercecer di komputernya masing-masing hakim”, tegas Panitera.
Disamping itu, Panitera mengingatkan para peserta mengenai pentingnya sikap disiplin . “untuk melakukan perubahan, kita perlu memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi”, pungkas Panitera. (an)