JAKARTA | (07/01) - Mahkamah Agung baru saja menghelat kegiatan Laporan Tahunan 2017 di hadapan publik, Kamis (1//3/2018), pekan lalu. Dalam Pidatonya, Ketua MA memaparkan kinerja penanganan perkara MA Tahun 2017. Dikatakan Ketua MA, jumlah beban perkara yang ditangani Mahkamah Agung tahun 2017 sebanyak 17.862 perkara, yang terdiri perkara masuk 2017 sebanyak 15.515 perkara dan sisa perkara tahun 2016 sebanyak 2.357 perkara. Mahkamah Agung berhasil memutus sebanyak 16.474 perkara sehingga sisa perkara pada akhir tahun 2017 sebanyak 1.388 perkara. Dengan jumlah perkara putus sebanyak 16.474, maka setiap bulannya MA memutus sebanyak 1396 perkara. Jumlah perkara yang diputus tahun 2017 meningkat 1,55 % dibandingkan tahun 2016 yang berjumlah 16.223 perkara dan menjadi rekor memutus terbanyak dalam sejarah Mahkamah Agung.
Jumlah perkara yang diputus dibandingkan dengan jumlah beban perkara tahun 2017 menunjukan rasio produktifitas sebesar 92,23%. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama yakni memutus sebanyak 70% beban perkara. Rasio produktivitas memutus perkara tahun 2017 meningkat 4,92% dari tahun 2016 yang berjumlah 87,31% dan menjadi capaian tertinggi sepanjang sejarah Mahkamah Agung.
Prestasi Mahkamah Agung yang berhasil memutus 92,23% dari 17.862 perkara memiliki korelasi positif dengan kecepatan dan ketepatan waktu memutus perkara. Waktu memutus perkara berdasarkan SK KMA 214/KMA/SK/XII/2014 ditetapkan paling lama 3 bulan sejak perkara diterima oleh Majelis Hakim Agung.
Dari jumlah perkara yang diputus sebanyak 16.747 perkara, sebanyak 15.149 perkara (91,96%) berhasil diputus oleh Mahkamah Agung dalam waktu kurang dari 3 bulan sejak berkas perkara diterima oleh Ketua Majelis. Prosentase jumlah perkara yang diputus kurang dari 3 bulan pada tahun 2017 meningkat 11,21% dibandingkan tahun 2016 yang berjumlah 80,75%.[an]