
JAKARTA | (31/10) - Ketua Mahkamah Agung menyampaikan 10 (Sepuluh) pesan penting untuk seluruh aparatur peradilan. Pesan penting tersebut disampaikan Ketua MA dalam persamuhan bertajuk Pembinaan Teknis dan Administrasi Yudisial yang dihadiri seluruh Panitera Pengadilan Tingkat pertama dan banding seluruh Indonesia, Jum’at (31/10/2025), bertempat di Baleirung Gedung Mahkamah Agung di Jakarta. Dalam Kegiatan, selain Ketua MA, seluruh unsur Pimpinan MA juga menyampaikan pesan pembinaan sesuai dengan bidangnya masing-masing
Berikut 10 pesan penting yang disampaikan Ketua MA di hadapan Panitera Pengadlan se Indonesia
1. Apresiasi bagi Panitera
Dalam sambutannya, Ketua Mahkamah Agung menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Panitera yang hadir dari berbagai wilayah Indonesia.
“Kehadiran Saudara-saudara bukan hanya menunjukkan kedisiplinan, tetapi juga mencerminkan komitmen dan loyalitas terhadap lembaga peradilan,” ujar Yang Mulia.
Ketua MA mengingatkan pentingnya rasa memiliki (sense of belonging) terhadap Mahkamah Agung sebagai modal utama membangun integritas dan semangat pengabdian. Ketua Mahkamah Agung juga mendorong peserta untuk mengenal lebih dekat sejarah Mahkamah Agung melalui museum dan dokumentasi sejarah agar tumbuh kebanggaan terhadap lembaga peradilan.
2. Introspeksi dan Keseimbangan Hak serta Kewajiban
Ketua Mahkamah Agung mengajak seluruh aparatur peradilan untuk melakukan introspeksi diri terhadap kontribusi nyata bagi masyarakat pencari keadilan.
“Sebelum menuntut hak, marilah kita bertanya: sudahkah kita menunaikan kewajiban dengan sebaik-baiknya? Semakin tinggi jabatan yang kita emban, semakin besar pula tanggung jawab moral yang harus kita tunaikan,” tegas Ketua MA.
3. Jabatan Adalah Amanah
Ketua MA mengingatkan bahwa setiap jabatan di lembaga peradilan adalah amanah yang harus dijalankan dengan tulus dan penuh tanggung jawab.
“Dalam sebuah organisasi, setiap peran memiliki fungsi dan kontribusi yang sama pentingnya. Tidak ada jabatan yang lebih tinggi atau lebih rendah di hadapan Allah,” ujar Ketua Mahkamah Agung.
Ketua MA menegaskan pentingnya evaluasi berkelanjutan dan profesionalisme agar setiap unsur peradilan berfungsi secara harmonis.
4. Bersyukur Mendatangkan Keberkahan
Ketua Mahkamah Agung menekankan bahwa rasa syukur adalah sumber keberkahan dan ketenangan dalam bekerja.
“Tugas kita bukan membandingkan, tetapi mensyukuri. Bersyukur dengan melihat ke bawah, dan berekspektasi dengan melihat ke atas,” ungkapnya, seraya mengutip firman Allah dalam QS. Ibrahim ayat 7.
5. Jaga Kebersamaan dan Hilangkan Ego Jabatan
Dalam poin kelima, Ketua MA mengingatkan pentingnya menjaga kebersamaan di antara unsur pengadilan.
“Ego jabatan hanya akan menimbulkan sekat, sementara kebersamaan melahirkan kekuatan. Sejarah tidak hanya mencatat siapa yang di depan, tetapi juga mereka yang setia menopang dari belakang,” ujarnya.
6. Hadapi Tantangan Era Revolusi Industri 5.0
Ketua Mahkamah Agung menyoroti tantangan era revolusi industri 5.0 dan kecerdasan buatan (AI) yang berpotensi mengubah sistem kerja di lingkungan peradilan.
“Jika kita tidak meningkatkan kompetensi diri, kita akan tertinggal. Namun perlu diingat, robot tidak memiliki nurani dan tidak mampu menilai rasa keadilan. Di situlah keunggulan manusia,” tegasnya.
Ketua MA mendorong seluruh aparatur untuk terus mengasah kejujuran, empati, dan ketulusan sebagai nilai utama dalam pelayanan publik.
7. Pimpinan Mahkamah Agung Peduli Kesejahteraan Aparatur
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Mahkamah Agung juga menyampaikan bahwa pimpinan Mahkamah Agung telah mengajukan usulan peningkatan tunjangan bagi Panitera, Jurusita, dan Jurusita Pengganti kepada pemerintah, yang saat ini tengah dibahas di kementerian terkait.
“Perhatian terhadap kesejahteraan aparatur merupakan bagian dari upaya menjaga motivasi, integritas, dan profesionalisme aparatur peradilan,” ujar Ketua MA.
8. Pentingnya Pembinaan dan Pengawasan Atasan Langsung
Ketua Mahkamah Agung menegaskan kewajiban atasan langsung untuk melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 8 Tahun 2016.
“Pembinaan yang kita lakukan hari ini merupakan wujud nyata pelaksanaan fungsi pengawasan tertinggi Mahkamah Agung,” tegas Ketua MA.
9. Junjung Tinggi Etika Profesi dan Integritas
Dalam bagian ini, Ketua Mahkamah Agung menyoroti pentingnya menjunjung Kode Etik Panitera dan Jurusita serta disiplin pegawai sesuai peraturan perundang-undangan. Ketua MA juga memaparkan data pelanggaran disiplin dari tahun 2023 hingga Agustus 2025, yang menunjukkan adanya peningkatan pada 2024 dan penurunan signifikan pada 2025.
“Fluktuasi ini menunjukkan bahwa menjaga integritas memerlukan komitmen yang berkelanjutan,” tegas Ketua MA.
Ketua MA mengingatkan bahaya perilaku koruptif yang lahir dari kebutuhan, keserakahan, dan kesempatan, serta menegaskan pentingnya membangun budaya integritas sebagai tanggung jawab bersama.
10. Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Sebagai penutup, Ketua Mahkamah Agung menegaskan pentingnya pelayanan publik yang berkarakter, yakni pelayanan yang dilakukan dengan keikhlasan dan niat ibadah.
“Pelayanan berkarakter adalah pelayanan yang dijalankan dengan hati dan pengabdian. Dalam tingkat inilah, pekerjaan bukan lagi kewajiban, tetapi bagian dari ibadah kepada Tuhan dan bangsa,” ujar Ketua MA.
Mengakhiri pembinaan, Ketua Mahkamah Agung berpesan:
“Sebuah organisasi dapat berdiri kokoh karena setiap bagiannya saling menguatkan, seperti bangunan yang tegak karena komponen yang saling menopang. Demikian pula setiap kita memiliki peran, setiap peran memiliki arti, dan setiap arti memberi kekuatan.”
Acara pembinaan teknis dan administrasi yudisial ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh Panitera untuk terus menjaga integritas, meningkatkan profesionalisme, dan memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan Indonesia. [dewa gede]
 
															 
                         S
S



 
   
   
   
   
   
   
   
   
  