Selamat Datang di Situs Web Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia

 

 

Keadaan  Perkara Mahkamah Agung  Tahun 2010


Kewenangan Mahkamah Agung di ranah yudisial berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi tiga hal pokok. Pertama, kewenangan memeriksa dan memutus permohonan kasasi, sengketa tentang kewenangan mengadili, dan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Kedua, kewenangan menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang. Ketiga, memberikan pertimbangan terhadap permohonan grasi.

Selama tahun 2010, Mahkamah Agung menerima perkara yang menjadi kewenangannya tersebut sebanyak 13.480 perkara. Jumlah ini naik 7,50 % dari tahun 2009 yang menerima 12.540 perkara. Jumlah perkara masuk tahun 2010 ini merupakan jumlah terbesar dalam enam tahun terakhir. Sementara itu sisa perkara tahun sebelumnya berjumlah 8.835, sehingga jumlah perkara yang ditangani Mahkamah Agung selama tahun 2010 berjumlah 22.315 perkara.

Rincian jumlah perkara berdasarkan jenis kewenangannya tersebut adalah sebagai berikut: kasasi 17.664 perkara, peninjauan kembali 4.271 perkara, grasi 319 perkara, dan  permohonan hak uji materiil terhadap peraturan di bawah undang-undang 61 perkara. Berikut ini grafik  jumlah perkara yang diterima Mahkamah Agung selama tahun 2010 berdasarkan jenis kewenangannya.

 

Grafik - 1
Keadaan perkara yang diterima Mahkamah Agung Tahun 2010 berdasarkan  jenis kewenangannya

Sementara itu berdasarkan jenis perkara, jumlah perkara pada Mahkamah Agung selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: perdata 7.915 perkara (35,47 %),  pidana khusus 5.025 (22,52 %),  pidana umum 3.965 (17,77 %),  tata usaha negara 2.475 (11,11 %),  perdata khusus 1.655 (7,42 %),  perdata agama 902 (4,04 %), dan   pidana militer 373 (1,67 %). Dalam bentuk grafik, rinciannya dapat dilihat sebagai berikut.

Grafik - 2
Keadaan perkara yang diterima Mahkamah Agung Tahun  2010 berdasarkan jenis perkara

Dari jumlah tersebut, pada tahun 2010 Mahkamah Agung berhasil memutus sebanyak 13.891 perkara. Dari angka perkara yang diputus ini menunjukkan bahwa kinerja Mahkamah Agung  dalam memutus perkara naik 15,90 % dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 11.985 perkara. Sebagaimana perkara masuk, jumlah perkara putus ini merupakan jumlah terbesar dalam sepuluh tahun terakhir, bahkan dalam sejarah Mahkamah Agung. Capaian serupa pernah diraih pada tahun 2008, dengan angka selisih lebih sedikit dari tahun ini yakni 13.885 perkara. Sisa perkara pada akhir tahun 2010 berjumlah 8.424 perkara, atau turun  4,65 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 8.835 perkara.

Grafik perkara yang diputus oleh Mahkamah Agung selama tahun 2010 berdasarkan jenis perkara adalah sebagai berikut:

Grafik - 3
Keadaan Perkara yang diputus Mahkamah Agung selama Tahun 2010 berdasarkan jenis perkara

Sedangkan rasio produktivitas Mahkamah Agung dalam memutus perkara selama tahun 2010, melalui perbandingan perkara yang diterima dan diputus pada tahun tersebut, adalah seperti tabel berikut ini:

Tabel - 7
Produktivitas Mahkamah Agung memutus perkara selama tahun 2010 berdasarkan jenis perkara


Jenis perkara

Diterima

Putus

Sisa

% putus

Perdata

7.915

4.602

3.313

58,14%

Perdata Khusus

1.655

1.153

502

69,67%

Pidana

3.965

2.465

1.500

62,17%

Pidana Khusus

5.025

3.126

1.899

62,21%

Perdata Agama

902

882

20

97,78%

Pidana Militer

373

296

77

79,36%

TUN

2.480

1.367

1.113

55,12%

Jumlah

22.315

13.891

8.424

62,25%

Uraian lebih rinci mengenai keadaan perkara berdasarkan jenis kewenangannya tersebut  (kasasi, peninjauan kembali, hak uji materiil dan grasi), akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:

Keadaan Perkara Kasasi
Keadaan Perkara Peninjauan Kembali
Keadaan Perkara Hak Uji Matariil
Keadaan Perkara Grasi

>>kembali ke menu utama keadaan perkara...