Selamat Datang di Situs Web Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia

 

Berdasarkan pasal  31 ayat (2) UU 48 Tahun 2009, Hakim tidak dapat  merangkap jabatan, kecuali Undang-Undang menentukan lain

Yang dimaksud dengan “merangkap jabatan” antara lain:

  1. wali, pengampu, dan  pejabat  yang  berkaitan  dengan  suatu perkara yang diperiksa olehnya;
  2. pengusaha; dan c. advokat.

Dalam hal Hakim yang merangkap sebagai pengusaha antara lain Hakim yang merangkap sebagai direktur perusahaan, menjadi pemegang saham perseroan atau mengadakan usaha perdagangan lain.

 


Ikuti Sosial Media Kami