Dua Jam Bersama Pak Murphy :
Dari Class Action, Penyusunan Putusan hingga Ulang Tahun Pak Bambang
Kejutan Ulang Tahun : FCA tiba-tiba memberikan kue ulang tahun ke Pak Bambang disaat peserta berdialog dengan Justice Murphy, Senin (14/5). Nampak sekali hubungan yang akrab antara MA dan FCA
Melbourne: Kepaniteraan.Online (15/5)
Justice Murphi salah seorang hakim FCA yang sangat dekat dengan peserta magang. Pribadinya yang ramah dan humoris menjadikan hakim yang pakar di bidang class action ini langsung mencair dengan peserta sejak pertemuan pertama. FCA menyambut peserta magang dalam kegiatan mirip welcome party yang dikemas dengan acara makan siang bersama. Justice Murphi pun sangat fasih menyapa peserta dengan sebutan Pak dan Bu. Kedengarannya lucu ketika Pak Murphy menyapa “Selamat Pagi Pak Bambang…”. Dia pun memberitahu cara menyapa ala Indonesia kepada asistennya ketika kami berkunjung ke ruang kerjanya, Senin (14/5).
Oleh bu Sia Lagos, peserta magang diagendakan untuk berdialog dengan Justice Murphi di ruang kerjanya hari Senin kemarin (14/5). Tema obrolan yang ditentukan tentang “ Aplication of Case Management System : jugdes chambers perpective”. Pembawaanya yang santai dari Justice Murphy membuat peserta leluasa bertanya hingga hal yang detail. Ia sangat semangat ketika bicara soal class action.
“Saya telah menangani 35 kasus class action ketika menjadi pengacara”, ujar Justice Murphy. Beberapa dari kasus tersebut, kata Justice Murphy, merupakan kasus internasional yang melibatkan berbagai lawyer Eropa dan Amerika (Kanada). Ia meyakini sistem class action di Australi menjadi yang terbaik di dunia. Ia menawarkan agar class action menjadi fokus kegiatan magang periode berikutnya (bulan Oktober). Usulan ini disambut positif oleh peserta dan ibu Sia Lagos.
Dari pembicaraan class action, beralih ke penyusunan putusan. Justice Murphy berbicara mengenai template dan gaya bahasa putusan. Ia mengaku terbantu dengan adanya template yang disediakan oleh FCA. Soal bahasa putusan, Ia mengkritisi gaya penulisan putusan yang menggunakan istilah-istilah hukum yang rumit sehingga susah dipahami.
“Hakim-hakim dulu membuat putusan selalu dengan bahasa-bahasa yang rumit. Semakin banyak istilah-istilah teknis hukum merasa putusannya berkualitas”, ujarnya memberi ilustrasi.
Menurutnya putusan harus disampaikan dalam bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Hal ini karena pencari keadilan bukan pakar hukum. “Mereka masyarakat awam yang harus mengerti kenapa pengadilan menolak atau mengabulkan gugatannya”, ujar Hakim FCA yang baru bertugas selama setahun ini.
“Namun untuk membuat pertimbangan hukum dengan lugas dan menggunakan bahasa sederhana bukan hal yang mudah, perlu pemahaman yang tinggi terhadap kasus dan penerapan hukumnya”, tegasnya.
Ditanya soal proses penyusunan putusan, Justice Murphy menjelaskan bahwa ia dibantu oleh associate justice atau mirip asisten hakim di Indonesia. Asisten menyusun kerangka putusan kemudian hakim melengkapi dengan pertimbangannya. Tidak jarang Justice Murphy menyusun putusan di rumah. Ia menggunakan aplikasi “Dragon Dictation” yang bisa merubah suara ke teks.
Untuk kegiatan koreksi, Justice Murphy menggunakan fitur “track changes” yang ada di Microsoft Office Word. Fitur ini merekam jejak editing dokumen. Melalui cara ini, Ia akan mengetahui kalimat mana yang diubah atau dihapus. Jelas sekali sosok Justice Murphy adalah sosok hakim yang melek teknologi informasi. “Udah ramah, ganteng, gaul lagi”, ungkap Mia Hafsari menilai sosok Justice Murphy.
Kejutan Ulang Tahun
Ketika peserta asyik bertanya dengan Justice Murphy dan Ibu Sia Lagos, tiba-tiba Andrea Jarrat, Executive Officer FCA masuk ruangan membawa kue ulang tahun. Ternyata fihak FCA mengetahui bahwa diantara peserta, yaitu Bambang Heri Mulyono, berulang tahun pada hari itu, 14 Mei. Wajah pak Bambang nampak terkejut sekaligus terharu dan gembira. Dengan sigap, Justice Murphy dan Ibu Sia Lagos memimpin lagu “Happy Birthday” untuk pak Bambang. Setelah selesai Justice Murphy meminta peserta magang untuk menyanyikan lagu ulang tahun dalam bahasa Indonesia. Benar-benar suasana meriah dan penuh keakraban saat itu.
“Ini adalah ulang tahun pertama saya yang dirayakan dengan potong roti, biasanya kalau ulang tahun dirayakan dengan nasi tumpeng”, ujar Bambang yang disambut tawa.[an]