Partisipasi Kepaniteraan MA dan Konferensi Kemitraan 2014
Teknologi Informasi: Meningkatkan transparansi peradilan dan akses terhadap keadilan
MA: Dulu 100 Putusan Setahun, Kini 100 putusan dalam Satu Jam
JAKARTA | (02/05) - Dulu, jika tidak ada versi braille, terbitan informasi hukum tidak bisa diakses oleh kalangan tuna netra. Namun dengan perkembangan teknologi informasi terkini, ketergantungan tuna netra terhadap braille tidak berlaku lagi. Mereka bisa mengakses semua informasi, asal informasi tersebut disajikan secara elektronik, seperti dengan mengunggahnya di website. Oleh karena itu, upaya Kepaniteraan MA yang terus-menerus mendorong peningkatan publikasi putusan di Direktori Putusan, disambut baik oleh kalangan tuna netra. Dengan demikian publikasi putusan selain merupakan perwujudan akuntabilitas dan transparansi, juga meningkatkan akses terhadap keadilan.
Ungkapan tersebut terlontar dalam salah satu sesi diskusi di rangkaian Partnership Conference hari ke dua dengan tajuk Using Technology to Increase Court Transparency and Legal Certainty yang digelar Rabu (30/04/2014) di Hotel JS Luwansa Jakarta. Tampil sebagai nara sumber dalam acara berformat talk show ini adalah perwakilan dari Mahkamah Agung (Asep Nursobah), LeIP (Ariehta Eleison), SIGAB (Joni Yulianto), Mitra Netra (Aria Indrawati) dan UIN Bandung (Deni K. Yusup). Sementara yang bertindak sebagai moderator, Luke Arnold, Binziad Khadafi, dan Cucu Saidah. Ketiganya senior manager dari AIPJ.